Tidak Ada Inspirasi


.

Tugas Bahasa Indonesia
      Kalau disuruh mengarang cerpen atau semacamnya, saya paling senang karena ini hobi saya banget. Oke disi saya mau cerita sedikit tentang kelasXII IPA 1, kelas yang berbeda dari kelas lainnya, maksudnya dari segi ruangan. Menurut saya kelas ini sempit dengan penghuni 29 orang, terus gelap apalagi saya yang duduk paling belakang merasa nggak enak, kalau pagi-pagi banyak sekali nyamuk yang keluar dari dalam laci saya meskipun laci saya bersih dari sampah. Dan disini kadang saya merasa sedih. Anehnya lagi kalau duduk paling belakang itu bawaannya pengen tidur mulu, kalau lagi dalam proses belajarpun kadang suka nggak ngerti, soalnya jauh dari guru, dan disini kadang saya merasa sedih lagi =D
     Nah sekarang kalau berbicara tentang teman, nggak usah jauh-jauh deh, saya mau menceritakan teman sebangku saya saja, namanya familiar sekali di dengar, hampir mirip sama saya, wajahnya cantik banget kalau dibedakan sama Omas, orangnya juga baik saking baiknya suka tiduran di kelas tapi orangnya asik di ajak curhat sama bercanda, kulitnya sawo matang, kalau hari senin-kamis dia memakai jilbab putih dan kalau hari sabtu dia memakai baju pramuka, nah kalian pasti tahu siapa dia?? (hehehe).
Pengalaman yang paling konyol yang saya lakukan bersama dia adalah ketika pelajaran Nahwu Saraf kita tiduran bareng, (hahaha)…. dan tidak memperhatikan pelajaran, untungnya lagi nggak ada yang negur. (jangan ditiru ya). Ini mungkin efek kelelahan bergadang belajar fisika. Oke masalah ini lupakanlah sekarang saya ingin menceritakan tentang sekolah.
     “SEKOLAH” kata yang diawali dengan huruf S dan di akhiri dengan huruf H. Iya, sekolah tempat yang menyadari saya suatu hal, tentang persahabatan, tentang kekeluargaan, kekompakan, penyesalan, kekonyolon dan tentang pengalaman, semuanya saya sadari disekolah ini, sekolah MAN Selat Tengah. Begitu banyak hal indah yang saya rasakan mulai dari canda, tawa, bahagia, suka, duka bahkan permusuhan sekalipun.
     2 tahun yang lalu banyak kenangan yang sudah saya lewati bersama tema-teman, hingga 1 tahun terakhir ini saya di kelas XII IPA 1, kelas yang kalau di ibaratkan seperti permen nano-nano bermacam-macam rasanya. Saya dihadapkan dengan 29 karakter yang berbeda, saya merasa tersaingi dalam rangking karena mereka pintar-pintar semua khususnya teman saya Pujo yang kalau tidur sekalipun saat pelajaran berlangsung, dia tetap paham kok, anak satu itu memang luar biasa made in Tuhan banget. (hahaha) …
     Sulit saya mendefinisikanarti kelas XII IPA 1 karena pada dasarnya kelas ini sangat bermakna dihati saya, selain itu yang menjadi pelengkap ialah sahabat-sahabat konyol saya Irma, Isah, kiki. Mereka sangat punya arti dihidup saya. Inilah masa putih abu-abu tidak ada kata AKU dan KAMU, melainkan KITA.
     Sebentar lagi tinggal menghitung minggu saja kita akan di hadapi dengan UN yang juga akan menentukan perjalanan kita selama 3 tahun dan hanya selama 3 hari di uji.
      Ya memang inilah masa putih abu-abu banyak kisah klasik yang terekam di otak saya juga tersimpan di buku harian saya apalagi kenangan di kelas ini, XII IPA 1 dengan penghuni yang bermacam-macam bentuknya (hahaha) mulai dari A sampai Z dengan karakter yang berbeda,,ada yang cantik-cantik, ganteng-ganteng, baik, lucu, konyol, pintar bahkan ada yang sok pintar.. uppss keceplososan. kami juga punya Ibu kesayangan bernama Ibu Noor Jannah atau biasa anak-anak IPA 1 panggil dengan sebutan ”BUNDA” (keren banget kan). Menurut saya pribadi beliau wali kelas yang perhatian juga cantik. Dan beliau adalah keluarga dari ayah saya.
     Oh iya saya juga ingin bercerita lagi nih tentang pengalaman yang paling melekat di hati saya selama bersekolah disini yaitu mulai dari kelas X, XI, dan XII saya selalu mengikuti LKBB dan Tata Upacara di Kodim bersama tim kami yang diketuai oleh M. Akbar, setiap kali latihan kita di ajarkan kekompakkan, keseriusan dan kebersamaan. Selain menghabiskan waktu, tenaga juga pelajaran banyak tertinggal, apalagi kalau menghadapi cuaca panas, nggak ada tuh istilahnya mengenal hujan atau nggak, panas atau nggak pokoknya kalau disuruh latihan ya harus latihan, meskipun kami sering kalah tapi saya bangga karena kami latihan mandiri tanpa ada pelatih dari luar seperti TNI. Selama 3 tahun mengikuti lomba hanya ada 4 penghargaan yang kami dapat yaitu ketika juara 3 LKBB, juara 3 lomba gerak jalan, dan yang terakhir juara 1 gerak jalan putri dan juara 1 gerak jalan putra. Yang membuat saya bangga lagi ketika saya menjadi pasukan pemimpin atau disebut danton, ini kali pertamanya saya menjadi danton dan tim kami juara 1 putri. Sungguh pengalaman yang luar biasa bagi saya. Dan ada 1 hal lagi yang membuat saya menyesal yaitu ketika kami mengikuti lomba LKBB untuk yang terakhir kalinya, bukan kemenangan yang kami dapat tapi kekalahan. Sebenarnya sedih sih kalau bercerita ini, tapi ini pengalaman yang tidak pernah saya lupakan sampai saat ini, singkat cerita waktu itu seminggu sebelum hari H kita latihan sungguh-sungguh, waktu latihan menurut saya pribadi kita sudah latihan maksimal mulai dari cara masuk, sampai menunjukkan gerakkan variasi dan keluar dari barisan semua gerakkan sudah sempurna tidak ada yang salah, ketika perlombaan dimulai kami tampil pada siang hari melawan teriknya matahari tapi semangat kami tidak luntur, meskipun mentalku sedikit ciut ketika melihat penampilan dari sekolah lain yang bagus-bagus sekali, tapi kita adalah kita, kita bukan mereka. Sebelum bertanding aku dan tim berdoa bersama-sama dengan di dampingi pembimbing setia kami selama 3 tahun ini yaitu Ibu Teno Heika, beliau ikut andil dalam menyemangati dan membimbing kami. Pesan ketua kami M. Akbar sebelum tampil adalah “fokus jangan terpatok ketika latihan saja, tapi dengarkan apa yang saya ucapkan dan lakukan” kami pun merasa yakin bahwa kami bisa,
     “Kita tampilkan peserta dengan nomor urut 16 dari MAN SELAT TENGAH” terdengar suara moderator dan pastinya jantung saya dari tadi sudah nggak beraturan saking gugupnya
     Entah apa yang saya rasakan saya berada ditengah baris lintas, hingga saat aba-aba kedua aku dan teman-teman salah gerakkan, wah kacau, ku lirik Ibu Teno dengan muka yang mungkin kecewa. Aku pun merasa bersalah sekali, karena satu kali gerakkan yang salah poin dikurangi sebanyak 10 poin  dan dikalikan orang yang melakukan kesalahan, kami hanya diberi modal 1000 poin. Hingga pada akhirnya kami memang kalah, padahal ini penampilan terakhir kami untuk MAN SELAT, ku lihat semua wajah-wajah teman-teman pada manyun semua, mungkin ada penyesalan bagi mereka, ku lihat wajah Ibu Teno dengan menunjukkan rasa bangga meskipun kami kalah. Dari pengalam ini bisa saya simpulkan bahwa kekalahan bukan akhir dari segalanya. Untuk mencapai sesuatu kemenangan kita harus melewati dulu arti kekalahan.

     Waduh tidak terasa sudah lembaran ke 3 saya menulis, padahal masih banyak lagi pengalaman yang ingin saya ceritakan. Sekian dan terima kasih.

Your Reply