Hari ini adalah tanggal 13 agustus, hari yang paling bersejarah
untukku. Mungkin orang lain akan menghiraukan tanggal ini tetapi itu
tidak buatku. Tanggal 13 agustus adalah tanggal dimana ibuku meninggal
karena dibunuh.
Ibuku orang baik tetapi tidak tahu mengapa ada orang yang sangat
membenci ibuku hingga dia tega membunuh ibuku. Aku selalu bertanya-tanya
siapa yang tega membunuh ibuku dan kenapa ibuku harus meninggal dengan
cara tragis seperti itu. Mungkinkah ibuku mempunyai kesalahan yang
begitu besar sehingga dia tega membunuh ibuku.
Tanggal 13 agustus aku selalu melamun seperti hari ini, saat aku
melamun tiba-tiba ada yang memanggil namaku dari kamar dimana ibuku
dibunuh, aku langsung melihat kamar itu. Betapa kagetnya aku, aku
melihat sesosok mahluk mirip ibu yang telah meninggal sedang berdiri
memakai baju putih di dalam kamar itu sosok itu berbicara. “Roni anakku
kemarilah ini ibu” ucap sosok itu.
“Siapa kamu? kenapa kamu ada disini?” Teriakku pada sosok itu.
“Ini ibu nak” Jawab sosok dengan suara yang lembut persis seperti suara ibuku.
“Ibuku sudah mati, siapa kamu sebenarnya?” teriakanku pada sosok itu.
“Ini ibu nak, memang ibu sudah mati tapi roh ibu masih tidak tenang
karena orang yang membunuh ibu belum terungkap oleh keluarga kita” ucap
sosok itu sambil mau menangis.
“Jadi siapa bu yang membunuh ibu?” tanyaku sambil menangis dan menghampiri sosok itu.
Tiba-tiba kamar ini berubah menjadi seperti kamar ibu yang dulu dan sosok ibuku menghilang dan aku pun menjadi tembus pandang.
Tak beberapa lama datang ibuku yang masih hidup dan tanteku dari luar
kamar memasuki kamar ini dan aku masih terdiam. Tapi di dalam kamar ini
sepertinya terjadi pertengkaran yang hebat antara ibuku dan tanteku
tetapi aku tidak dapat mendengar jelas apa yang meraka pertekarkan.
Tiba-tiba tante mengambil kalung pemberian ayah untuk ibu sehingga
membuat ibuku marah dan menampar tanteku. Tanteku kelihatanya sangat
marah dan mendorong ibu sampai ibu terpental jauh dan kepala ibuku
terkena dinding kamar, sehingga kepala ibuku mengeluarkan darah. Dan aku
sontak menghampiri ibu tetapi apa daya aku tak bisa berbuat apa-apa
untuk menolong ibu. Tetapi tanteku tertawa sinis sambil mengambil pisau
buah dan menghujamkan pisau itu ke perut ibuku, sontak aku berteriak.
“TIDAKKKKK….” Teriakan sambil menangis sejadi-jadi. Tanteku pergi
seperti tak mempunyai dosa. Setelah itu aku tak ingat apa-apa karena aku
pingsan.
Setelah aku bangun semuanya biasa saja. Tapi aku langsung ingat
kejadian tadi dan aku bergegas ke kantor polisi. Di kantor polisi aku
menceritakan semuanya ke polisi. Polisi pun dan aku pergi ke kediaman
tanteku. Sesudah di rumah tanteku polisi meminta izin untuk menggeledah.
Tanteku mengizinkan karena ketakutan dan polisi pun langsung
menggeledah rumah tanteku.
Tak beberapa lama polisi pun menemukan kalung yang aku maksud dan
langsung menangkap tanteku. (Singkat cerita) tanteku dipenjara 15 tahun
dengan tuduhan pembunuhan. Sesudah pulang ke rumah aku melihat sosok
ibuku tersenyum padaku.
No Comments
DI BALIK KEMATIAN IBU
.